Pengaruh Budaya Tionghoa Dalam Kuliner Laksa di Kota Tangerang
DOI:
https://doi.org/10.32678/tsaqofah.v22i1.62Keywords:
acculturation , chinese culinery, TangerangAbstract
This article discusses one of the typical culinary delights in the city of Tangerang namely Laksa. Seen from the point of view of culinary culture. The city of Tangerang is know as a multicultural city, because since 1970 it has been inhabited by many Ethnic Chinese due to the Duct Company’s policy in the city of Jakarta in the fled of population, resulting in many of the Ethnic Chinese in the city of Jakarta fleeing to the city of Tangerang. Their existence is gradually acculturating with the indigenous people of Tangerang from various fields in daily life, including culinary culture. The method used in this culinary culture research is using a qualitative descriptive method, with data collection techniques including literature study, observation, interviews, and documentation.
References
BUKU:
Akbar, & Dwipa. (2020). Pecinan, asimilasi, feodalisme dan modernisasi komunikasi antar budaya. Bogor: Guepedia.
Ali, M. (2021). Misionarisme di Banten. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Cheung, A., dkk. (2022). Perayaan Tionghoa di Indonesia. Jakarta: Tiong Gie.
De Regt, L. J., & Wendland, E. R. (2020). Pedoman penafsiran Alkitab Kitab Bilangan. Jakarta: LAI.
Halim, W. (2005). Ziarah budaya Kota Tangerang menuju masyarakat berperadaban akhlakul karimah. Jakarta: Pendulum.
Molodysky, N. (2019). Kuliner khas Tionghoa di Indonesia: Rahasia resep & kisah dibaliknya. Jakarta: Visimedia.
Nugrahani, F. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books.
Priambodo, C., dkk. (2022). Hunian vertikal dan community mall dengan konsep co-living di Kota Tangerang. Yogyakarta: CV Budi Utami.
Rasyid, H. N. (2004). Ensiklopedi makanan tradisional Indonesia. Jakarta: Proyek Pelestarian dan Pengembangan Tradisi dan Kepercayaan.
Semiawan, C. R. (2010). Metode penelitian kualitatif: Jenis, karakteristik, dan keunggulannya. Jakarta: Grasindo.
Suhaedi, H. S. (2017). Potensi integrasi dalam tradisi: Studi hajatan masyarakat Serang. Banten: LP2M UIN SMH Banten.
Suhaedi, H. S., dkk. (2015). Etnis Cina di Banten. Banten: LP2M UIN SMH Banten.
Tihami, M. A. (2017). Ritual dan simbolisasi agama dalam budaya kuliner masyarakat Banten. Serang: Laboratorium Bantenologi.
Tjahyadi, I., dkk. (2019). Buku ajar kajian budaya lokal. Lamongan: Pagan Press.
JURNAL:
Al-Ayyubi, S. (2016). Cina Benteng: Pembaruan dalam masyarakat majemuk di Banten. Jurnal Kalam, 10(2), 322–329.
Aliyah. (2020). Adaptasi masyarakat Cina Benteng (Studi kasus pada komunitas Kelenteng Boen Tek Bio Tangerang). Advis Journal of Advertising, 1(1), 1–6.
Amanah, N., dkk. (2009). Akulturasi budaya Tionghoa dengan budaya Melayu pada mahasiswa pendidikan Bahasa Mandarin FKIP Untan Pontianak. Jurnal Universitas Tanjungpura, 1–15.
Haryani, E. (2020). Masyarakat Cina Benteng Kota Tangerang dan model ketahanan budaya keagamaan. Jurnal Lektur Keagamaan, 18(2), 407–410.
Nursal, M. F., dkk. (2019). The business strategy of “Laksa” culinary tourism in Tangerang Indonesia. African Journal of Hospitality, Tourism and Leisure, 8(5), 1–8.
Setiawan, R. (2016). Memaknai kuliner tradisional di Nusantara: Sebuah tinjauan etis. Jurnal Respons, 21(1), 120–130.
Sulistyo, B., & Anisa, M. F. (2012). Pengembangan sejarah dan budaya kawasan Cina Benteng Kota Lama, Tangerang. Jurnal Planesa, 3(2), 97–102.
SUMBER TIDAK DITERBITKAN
MAKALAH SEMINAR:
Handayani, T. H. W. (2015, Oktober). Makanan sebagai produk budaya dalam menghadapi persaingan global. Seminar Nasional PTBB FT UNY.
Hartati, C. D. (2013, Agustus). Akulturasi budaya Cina dan Betawi di Jakarta. Prosiding Seminar Hasil Penelitian Semester Genap, Universitas Darma Persada.
Kurniati, N. A. (2021). Menelusuri jejak Laksa sebagai kuliner peranakan dalam ruang urban Kota Tangerang. Seminar Nasional Budaya Urban, Universitas Indonesia.
SKRIPSI:
Majid, C. R. (2021). Ritual Nyamin dalam tradisi selametan di Taktakan Banten (Skripsi, UIN SMH Banten, Serang).
MAJALAH atau SURAT KABAR:
Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN. (2016, Maret). Mewujudkan masyarakat ASEAN yang dinamis. Majalah Masyarakat ASEAN, Edisi 11, 55.
WAWANCARA:
Cie Ikim. (2022, Juni 2). Sejarah dan perkembangan Laksa Bihun Cie Ikim. [Wawancara tatap muka].
Ma’wa, J. (2021, Desember 24). Perbedaan Laksa buatan pribumi dengan Laksa Tionghoa. [Wawancara tatap muka].
Tubing. (2021, Januari 22). Sejarah Laksa di Kota Tangerang. [Wawancara tatap muka].
Udin. (2021, Desember 24). Perbedaan Laksa khas Kota Tangerang dengan Laksa lainnya. [Wawancara tatap muka].
Winata, R. (2021, Desember 24). Fungsi dan makna Laksa. [Wawancara tatap muka]
Yanti. (2021, Desember 24). Hubungan Laksa Tangerang dengan masyarakat peranakan Tionghoa Tangerang atau Cina Benteng. [Wawancara tatap muka].
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Siti Romlah, HS Suhaedi (Author)

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.