Jakarta – Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten kembali menunjukkan keseriusannya dalam membangun budaya akademik yang kuat dan berstandar global. Setelah meresmikan Saung Jurnal, sebuah ruang kerja terpadu khusus untuk pengelolaan jurnal ilmiah, FUDA langsung tancap gas dengan melakukan studi tiru ke Universitas PTIQ Jakarta pada 8–9 Desember 2025. Kunjungan ini menjadi langkah strategis demi memperkuat tata kelola publikasi ilmiah yang lebih terorganisir dan profesional.
Saung Jurnal: Lebih dari Sekadar Ruang Kerja
Saung Jurnal hadir sebagai jawaban atas kebutuhan lama: memusatkan seluruh aktivitas pengelolaan jurnal yang sebelumnya tersebar dan berjalan sendirian. Selama ini, para editor bekerja di ruang dan ritme masing-masing. Dengan adanya Saung Jurnal, seluruh aktivitas editorial—mulai dari penyuntingan, manajemen OJS, hingga diskusi reviewer—dikonsolidasikan dalam satu pusat komando.
Gagasan ini lahir dari evaluasi internal FUDA yang menyimpulkan perlunya ruang yang mampu membangun kolaborasi, keseragaman standar, dan percepatan proses publikasi. Dengan satu ruang yang terkoordinasi, diharapkan proses editorial berjalan lebih rapi, adaptif, dan sesuai standar internasional.
Belajar dari PTIQ: Mengintip Dapur Pengelolaan Jurnal yang Sudah Matang
Dalam kunjungan ke PTIQ Jakarta, rombongan FUDA mendapat sambutan hangat dari jajaran LP2M PTIQ dan Dekan Fakultas Ushuluddin PTIQ. Pertemuan berlangsung akrab namun tetap fokus pada berbagi pengalaman dan strategi penguatan jurnal ilmiah.
PTIQ mempresentasikan sejumlah praktik baik yang selama ini mereka terapkan, seperti:
Alur editorial yang disiplin dan terstruktur
Peer review berlapis dengan standar ketat
Penggunaan template manajemen OJS yang konsisten
Evaluasi berkala terhadap kualitas artikel dan editing
Strategi peningkatan akreditasi SINTA dan perluasan indeksasi internasional
Bagi FUDA, sesi ini menjadi kesempatan untuk melihat secara langsung bagaimana kampus lain membangun “dapur” pengelolaan jurnal yang solid dan produktif. Proses, tantangan, hingga trik teknis dibahas dengan rinci, memberikan banyak inspirasi untuk diterapkan di lingkungan FUDA.
Saling Menguatkan, Saling Belajar
Ketua LP2M PTIQ Dr. Aas Siti Sholichah, M.Pd.I dalam sambutannya menegaskan bahwa kerja sama antar kampus sangat penting di era akademik modern.
“Kami menghargai upaya FUDA UIN Banten dalam memperkuat pengelolaan jurnal. Semoga apa yang kami jalankan dapat menjadi cermin bersama,” ungkapnya penuh optimisme.
Nada serupa disampaikan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam PTIQ Dr. Andi Rahman, M.A.. Menurutnya, pengelolaan jurnal merupakan kerja jangka panjang yang menuntut ketelitian dan kontinuitas.
“Penguatan jurnal tidak lahir dari kebetulan. Ia lahir dari kerja sistematis,” tegasnya.
Pernyataan ini menjadi pengingat bahwa kualitas jurnal dibangun dari rutinitas yang konsisten, bukan dari langkah instan.
Misi Besar FUDA: Menuju DOAJ
Dalam kesempatan yang sama, Dr. Masykur, M.Hum, Dekan FUDA UIN SMH Banten, menegaskan bahwa Saung Jurnal adalah pijakan awal menuju perjalanan yang lebih besar.
“Kami ingin seluruh aktivitas editorial berada dalam satu rumah. Ritme kerjanya kami perkuat, koordinasinya kami satukan,” ujarnya.
Ia juga menuturkan target besar yang sedang disiapkan: seluruh jurnal di bawah FUDA ditargetkan terindeks DOAJ pada tahun mendatang. Target ini bukan sekadar prestise, tetapi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan visibilitas, reputasi, dan kredibilitas jurnal-jurnal FUDA di kancah global.
Menata Peta Jalan Baru Pengelolaan Publikasi
Kunjungan ke PTIQ ini sekaligus menandai komitmen FUDA dalam menyusun peta jalan penguatan publikasi ilmiah: lebih terstruktur, lebih terhubung, dan lebih siap bersaing di level nasional dan internasional.
Dengan Saung Jurnal sebagai pusat operasional dan DOAJ sebagai target besar, FUDA sedang membangun bukan hanya ruang kerja baru—melainkan kultur baru dalam mengelola pengetahuan. Sebuah kultur yang menempatkan kolaborasi, ketelitian, dan visi jangka panjang sebagai fondasi utama.


