Sidang Umum II SEMA FUDA UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Banten Hadirkan Evaluasi Kongkrit dan Dorong Akuntabilitas ORMAWA

FUDA I 18 September 2025 – Senat Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Adab Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten (SEMA FUDA UIN Banten) sukses menggelar Sidang Umum II dengan mengusung tema “Rekonstruksi Jejak Setengah Periode untuk ORMAWA FUDA yang Lebih Sinergi”. Kegiatan ini berlangsung di Aula Gedung FUDA Lantai 2 dan diikuti oleh seluruh pengurus internal Organisasi Kemahasiswaan (ORMAWA) di lingkungan Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA).

Sidang Umum II tidak sekadar menjadi agenda rutin tiap pertengahan periode, tetapi juga menjadi forum strategis untuk melakukan evaluasi menyeluruh atas kinerja setengah periode kepengurusan ORMAWA FUDA. Dalam momentum ini, SEMA FUDA 2025 menginisiasi hadirnya sebuah alat ukur kinerja berbasis digital, yakni Key Performance Index (KPI) yang wajib diisi secara online oleh seluruh ORMAWA sebagai bentuk pelaporan kegiatan.

Inisiatif tersebut bertujuan untuk menghadirkan standar penilaian yang jelas, objektif, dan terukur. Dengan adanya sistem KPI ini, pelaporan pertanggungjawaban tidak hanya menjadi formalitas, tetapi juga mencerminkan transparansi dan akuntabilitas kinerja ORMAWA.

Tak hanya itu, sebagai lembaga legislatif mahasiswa tingkat fakultas, SEMA FUDA juga menegaskan peran dan kewenangannya dalam melakukan audit anggaran kegiatan yang telah dijalankan masing-masing ORMAWA. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen SEMA dalam memastikan tata kelola keuangan internal organisasi mahasiswa berjalan sesuai prinsip good governance.

Ketua SEMA FUDA, Taosyekh Nawawi, menyampaikan bahwa Sidang Umum II ini merupakan momen penting untuk memperkuat konsolidasi dan sinergi antarlembaga kemahasiswaan.

“Semoga tujuan dari Sidang Umum ini tercapai, yaitu menguatkan lembaga kemahasiswaan yang lebih dinamis, sinergis, sekaligus transparan dalam kinerja maupun pengelolaan keuangannya,” ungkapnya.

Dimulai sejak pukul 08.00 WIB, sidang ini menjadi ruang strategis bagi mahasiswa untuk mempertemukan gagasan, menyatukan visi, serta merancang langkah-langkah baru yang lebih responsif terhadap kebutuhan mahasiswa dan tantangan zaman.

Sebagai penutup, Taosyekh Nawawi mengingatkan kembali akan peran penting mahasiswa sebagai agent of change.

“Mahasiswa harus terus belajar, baik dari dunia akademik maupun pengalaman berorganisasi. Inilah bekal utama untuk melahirkan generasi pemimpin yang visioner, berintegritas, dan mampu menghadirkan perubahan nyata,” tambahnya.

Dengan berbagai langkah strategis tersebut, Sidang Umum II diharapkan menjadi tonggak penting dalam menciptakan ORMAWA FUDA yang tidak hanya aktif, tetapi juga profesional, transparan, dan berdaya guna bagi kemajuan fakultas maupun universitas secara keseluruhan.

Penulis: Zaenal Ihya

 

Leave a Reply