FUDA | Senin (05/06/2023) – Kegiatan ADIA (Asosiasi Dosen Ilmu-Ilmu Adab) menyelenggarakan “Annual International Conference 2023” mengusung tema “Rethinking the Paradigm of Humanities Studies in 5.0 Era: Interpreting Language, Culture, and Literacy in Strengthening Religious Moderation”
Kegiatan ADIA digelar di salah satu hotel kota Padang, pada tanggal 05-07 Juni 2023. Acara ini dihadiri oleh lebih dari 250 peserta dari berbagai PTKIN se-Indonesia, termasuk UIN SMH Banten. Fakultas Ushuluddin dan Adab, UIN SMH Banten diwakili oleh Dr. Sholahudin Al Ayubi., M.A., (Wadek I), Dr. Hj. Eva Syarifah Wardah., M.Hum (Wadek II), Hadian Rizani, M.A., (Kaprodi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam), M. Nandang Sunandar., M.A (Sekprodi Sejarah Peradaban Islam), Dadang Ismatullah., M.Hum., (Ketua GKM) dan Dr. Achmad Maftuh Sujana., M.Ag. (perwakilan dari dosen Adab).
Dalam kegiatan tersebut, beberapa dosen FUDA UIN SMH Banten menjadi presenter dengan menyajikan tema yang berbeda-beda. Di antaranya adalah, Dr. Sholahuddin Al Ayubi., M.A menyajikan tema “Islamic Sociology in Digital Age: The Power of Virality”, Dr. Hj. Eva Syarifah Wardah., M.Hum menyajikan tema “Perempuan dan Rempah: Penguatan Jalur Rempah Melalui Kuliner Tradisional”, M. Nandang Sunandar., M.A menyajikan tema “History of the Development of the Bugis Tribe in Karangantu, Banten, 1984-2022 AD, dan Dadang Ismatullah., M.Hum menyajikan tema “Literature and Religious Moderation in the Digital Era: Opportunities and Challenges”.
Wakil Rektor 1 UIN Imam Bonjol Padang, Dr. Yasrul Huda, M.A., membuka acara ini dengan resmi dan kemudian dilanjutkan Welcome Speech oleh Gubernur Sumatera Barat H. Mahyeldi Ansharullah, S.P. Dekan FAH UIN Imam Bonjol, Prof. Nelmawarni, M.Hum., Ph.D., memberikan sambutan sebagai tuan rumah dan memberikan motivasi keilmuan di balik perhelatan yang digelar setiap tahunnya. Ia menjelaskan forum ilmiah dosen-dosen ilmu Adab tahun ini akan membahas paradigma kajian humaniora di era revolusi industri 5.0.
“Problematika sosial berupa penyalahgunaan teknologi, minimnya literasi pengguna teknologi, dan sikap keberagamaan yang ekstrem di tengah arus digital menjadi latar penting perumusan tema ADIA tahun ini. Kita mengharapkan, dalam forum ilmiah ini, terjadi perbincangan dialektis-konstruktif terkait problematika tersebut”, ungkapnya.
“Selain fokus pada perjuangan kemanusiaan, paradigma kajian kita idealnya juga diarahkan untuk memperkuat moderasi beragama di ruang publik secara umum dan ruang publik virtual secara khusus. Gerak akademik yang demikian akan menghasilkan kajian-kajian humaniora yang aktual dan berdaya guna di tengah masyarakat”, tutup profesor Sejarah Peradaban Islam tersebut.
Senada dengan Dekan FAH (Fakultas Adab dan Humaniora), Dr. M. Faisol, M.A. selaku Ketua ADIA menyampaikan pentingnya posisi problematika sosial humaniora sebagai landasan pengembangan keilmuan. Menurutnya, “problem-problem tersebut dapat menjadi objek penelitian dalam rangka mengembangkan dan menginterpretasi ulang teori-teori yang sudah ada”.
Penulis: Dadang Ismatullah