Cirebon, 30 November 2025 – Empat dosen dari Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menjadi delegasi akademik pada gelaran The 8th Annual Meeting of Association of Indonesian Al-Qur’an and Tafsir Studies (AIAT) yang dirangkaikan dengan International Conference on Qur’anic Studies and Islamic Civilization. Kegiatan ini berlangsung pada 28 November – 1 Desember 2025 di kampus UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon.
Acara ini dihadiri oleh Prof. Dr. Amien Suyitno, M. Ag. (Director General of Islamic Education, Indonesian Ministry of Religious Affairs), Prof. Dr. Phil. Sahiron, M.A. (Director of Islamic Higher Education, Directorate General of Islamic Education, Indonesian Ministry of Religious Affairs / President of AIAT se-Indonesia) dan Prof. Dr. H. Aan Jaelani, M.Ag. (Rector of UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon), Wakil Rektor III UIN SSC, Prof. Dr. Hajam, M.Ag., Dr. Anwar Sanusi, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SSC dan sejumlah tamu para undangan dari luar negeri, Malaysia, Singapore dan Jepang.
Adapun delegasi FUDA UIN SMH Banten terdiri dari: Dr. Endang Saeful Anwar, Lc., M.A. (Wakil Dekan III FUDA), Hikmatul Luthfi, M.A.Hum., (Kaprodi IAT) Salim Rosyadi, M.Ag., (Kepala Pusat RMB UIN SMH Banten) dan Zulkifli Reza Fahmi, M.S.. (Sekprodi IAT). Dalam forum akademik prestisius yang menghadirkan ratusan peneliti Al-Qur’an dan Tafsir dari seluruh Indonesia serta peserta dari manca negara tersebut, para dosen FUDA UIN Banten mempresentasikan dua paper yang berjudul: “Mistifikasi Ortografi al-Quran (Konstruksi Takwil Khurufi Syaikh Ahmad bin Ali al-Buni dalam Diskursus Tafsir Sufistik)” yang disampaikan oleh Endang Saeful Anwar dan Salim Rosyadi, dan paper berjudul “Dampak Algoritma terhadap Perkembangan Tafsir di Indonesia: Kajian Epistemologis, Hermeneutis, dan Sosio-Digital” yang dipresentasikan oleh Hikmatul Luthfi dan Zulkifli Reza Fahmi.
Dalam paparannya, Endang dan Salim membahas pendekatan epistemologis dan mistikal terhadap ortografi Al-Qur’an yang dikembangkan oleh tokoh sufistik klasik, Syaikh Ahmad bin Ali al-Buni, khususnya dalam perspektif takwil hurufi sebagai bagian dari tradisi tafsir sufistik. Penelitian ini menyoroti kembali hubungan antara mistisisme Islam, huruf-huruf Al-Qur’an, serta peran teks suci sebagai objek spiritual dan hermeneutis. Kajian ortografi huruf dalam tradisi tafsir Al-Qur’an sementara ini hanya berkembang dalam penafsiran yang berbasis pada teks secara linguistik. Padahal terdapat beberapa kitab yang mengkaji simbolitas huruf melampaui linguistik, memahami kajian huruf secara metafisis dan kekuatan spiritual. Salah satu yang memperhatikan dalam kajian ini yaitu Syaikh Ahmad bin Ali Al-Buni (w.622 H), seorang ulama sufi dan filsuf juga dikenal sebagai ahli hikmah berasal dari Aljazair. Di sisi lain, dalam tradisi pesantren Indonesia, kitab Syamsul Ma‘ārif dan Manba‘Uṣūl al-Hikmah memiliki pengaruh yang besar. Bahkan di beberapa pesantren tertentu kitab ini menjadi rujukan sering dibaca, dikaji, bahkan diamalkan, karena isinya berkaitan okultisme atau bacaan doa, zikir, wirid hingga praktik spiritual seperti hizib, azimat, rajah dan wafaq. Tapi, kitab ini kerap dituding berisikan dengan unsur praktik sihir atau klenik, terutama karena adanya rajah, simbol nomerik dan doa-doa yang tidak memiliki sumber otoritas yang jelas dalam sisi sanad periwayatan seperti disebutkan Khalid al-juraisy, ia bahkan menyebut sebagai praktik kemusyrikan.
Pada sesi lain, Hikmatul Luthfi dan Zulkifli Reza dalam paparannya menyampaikan bahwa digitalisasi dalam dua dekade terakhir telah merekonstruksi cara masyarakat Muslim Indonesia mengakses, memahami, dan mendistribusikan pengetahuan keagamaan, termasuk tafsir Al-Qur’an. Salah satu elemen paling dominan dalam era digital adalah algoritma yang bekerja sebagai mediator epistemik baru dalam pengaturan alur informasi. Paper ini menganalisis dampak algoritma terhadap perkembangan tafsir di Indonesia melalui tiga perspektif utama: epistemologis, hermeneutis, dan sosio-digital. Pada penelitian ini ditemukan bahwa algoritma tidak hanya mempengaruhi distribusi konten tafsir, tetapi juga membentuk struktur otoritas baru, gaya interpretasi baru, dan pola konsumsi keagamaan yang sangat dipengaruhi oleh logika engagement. Temuan ini menegaskan perlunya kerangka epistemologi tafsir yang lebih adaptif terhadap ekosistem digital serta perlunya literasi digital keagamaan untuk mencegah distorsi pengetahuan keagamaan.
Ketua delegasi, Dr. Endang Saeful Anwar, M.A., menyampaikan bahwa keikutsertaan dosen FUDA dalam forum ilmiah nasional dan internasional ini merupakan bentuk komitmen institusi untuk memperkuat kontribusi UIN Banten dalam kajian akademik Al-Qur’an dan tafsir.
“Partisipasi ini bukan hanya representasi institusi, tetapi juga wujud komitmen kami dalam mengembangkan tradisi akademik Qur’ani yang dialogis, progresif, dan berbasis riset,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SMH Banten, Dr. Masykur, M.Hum. memberikan apresiasi terhadap kontribusi para delegasi tersebut. Menurutnya, keterlibatan dosen dalam forum ilmiah tingkat nasional dan internasional akan semakin memperluas jejaring akademik, meningkatkan reputasi institusi, dan memperkuat budaya riset di lingkungan kampus.
Kegiatan The 8th Annual Meeting of AIATs serta International Conference ini menampilkan berbagai diskusi tematik seperti Interpreting the Qur’an in the Digital Era, History and Intellectual Legacy of Tafsir in Southeast Asia (Pre-Modern), Intellectual Dynamics of Modern Contemporary Tafsir in Southeast Asia (20th-21st Century). History, Legacy, and Qur’an Manuscripts in Southeast Asia, Religious Literacy and Social Identity in Southeast Asia, Al-Qur’an, Technology, and Digital Media dan Al-Qur’an and Popular Literature.
Selain sesi pemaparan, delegasi FUDA UIN Banten juga mengikuti beberapa agenda penting dalam rangka penguatan mutu Prodi IAT se-Indonesia, meliputi: Reviu Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) Prodi IAT dan Mata Kuliah Wajib AIAT se-Indonesia yang bertujuan bertujuan menyelaraskan standar kompetensi lulusan IAT agar sesuai dengan perkembangan keilmuan, kebutuhan masyarakat, serta arah kebijakan pendidikan nasional dan internasional. Juga dibahas Standarisasi Kurikulum Prodi IAT Jenjang S-1, S-2, dan S-3.
Agenda ini menjadi langkah strategis menuju integrasi akademik nasional dengan tetap memberikan ruang kekhasan masing-masing institusi berbasis keilmuan Qur’ani, serta Penyusunan Rekomendasi Kebijakan Literasi Keagamaan. Rekomendasi ini diharapkan menjadi rujukan nasional dalam memperkuat literasi keagamaan moderat berbasis kajian Al-Qur’an dan Tafsir sebagai respons atas dinamika sosial keagamaan di Indonesia dan dunia.
Dengan kontribusi aktif para dosen FUDA IAT UIN SMH Banten, diharapkan penelitian dan publikasi ilmiah dalam bidang studi Al-Qur’an semakin berkembang serta memberikan dampak positif bagi pemajuan tradisi keilmuan Islam di Indonesia. (Esafa)


