Jakarta — Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) UIN Sultan Maulana Hasanuddin (SMH) Banten resmi mengakhiri rangkaian kerja sama AlJabbar Tahun 2025 bersama Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an (LPMQ), Selasa (23/12/2025). Kegiatan yang berlangsung di Aula Ruang Pertemuan LPMQ, kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta ini menjadi momentum strategis dalam penguatan literasi Al-Qur’an sekaligus peneguhan sinergi akademik antara perguruan tinggi dan lembaga negara.
Acara diawali dengan pembaruan penandatanganan Memorandum of Agreement (MoA) antara LPMQ Jakarta dan FUDA UIN SMH Banten. Pembaruan MoA ini menjadi bagian terakhir dari rangkaian penguatan kerja sama AlJabbar 2025 yang selama ini telah terjalin secara produktif dalam bidang kajian Al-Qur’an, pendidikan, dan pengembangan keilmuan Ushuluddin.
Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SMH Banten, Dr. Masykur, M.Hum., menegaskan bahwa kedatangan tim FUDA ke LPMQ memiliki dua maksud utama.
“Pertama, kami hadir untuk memperbarui MoA yang selama ini sudah terjalin dengan baik. Ini menjadi bagian terakhir dari rangkaian penguatan kerja sama AlJabbar di tahun 2025, kembali kami sampaikan bahwa Skema AlJabbar ini melibatkan perguruan tinggi dan Lembaga yang berada di wilayah Jakarta, Banten, Bandung dan Cirebon ,” ujarnya.
Pada tataran implementasi akademik, Dekan FUDA juga menyampaikan refleksi kritis dengan mempertanyakan belum hadirnya tafsir bercorak falsafi yang diterbitkan oleh LPMQ.
“Kami memandang tafsir falsafi memiliki urgensi dalam menjawab problematika kemanusiaan kontemporer. Karena itu, kami mempertanyakan mengapa hingga saat ini LPMQ belum menerbitkan tafsir yang bercorak falsafi,” tegasnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an (LPMQ), Dr. H. Abdul Aziz Sidqi, M.A., menyampaikan ucapan selamat datang kepada rombongan FUDA UIN SMH Banten sekaligus memperkenalkan peran strategis LPMQ di bawah Kementerian Agama RI. Ia menegaskan bahwa Bayt al-Qur’an merupakan satu-satunya museum Al-Qur’an milik Kementerian Agama RI, serta hingga saat ini lebih dari 40 Fakultas Ushuluddin dan Adab telah menjalin MoA dengan LPMQ, yang menunjukkan semakin kuatnya sinergi antara LPMQ dan dunia akademik Ushuluddin dan Adab.
Abdul Aziz Sidqi juga memaparkan tiga fungsi utama LPMQ: sebagai lembaga pentashihan mushaf al-Qur’an; sebagai pusat kajian dan pengembangan tafsir al-Qur’an; serta sebagai pengelola Museum Al-Qur’an dan Bayt al-Qur’an. Ia menekankan bahwa Indonesia merupakan negara paling inovatif dalam penerbitan mushaf al-Qur’an, serta membuka peluang karier strategis bagi lulusan Fakultas Ushuluddin, khususnya Prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT), melalui jabatan fungsional pentashih dan pengembang tafsir.
Sebagai implementasi akademik dari pembaruan MoA, kegiatan dilanjutkan dengan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Menakar Pendekatan Tafsir Falsafi dalam Meretas Problematika Kemanusiaan Kontemporer”. Dalam sesi ini, Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I, Dosen Aqidah dan Filsafat Islam (AFI) FUDA UIN SMH Banten, menegaskan pentingnya Tafsir Falsafi dan Tafsir Isyari sebagai pendekatan batiniah yang memperkaya khazanah penafsiran Al-Qur’an dan membangun kesadaran etis serta spiritual di tengah krisis kemanusiaan modern.
“Tafsir isyari menghadirkan dimensi batin Al-Qur’an yang berperan penting dalam membangun kesadaran spiritual dan etis manusia. Dalam konteks kemanusiaan kontemporer, pendekatan tasawuf menjadi sangat relevan untuk mengatasi krisis makna dan dehumanisasi,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa integrasi tafsir falsafi dan tafsir isyari dapat menjadi tawaran metodologis yang konstruktif dalam pengembangan tafsir Al-Qur’an di masa depan.
Menutup rangkaian kegiatan, Wakil Dekan III FUDA UIN SMH Banten, Endang Saeful Anwar, menyampaikan apresiasi atas kerja sama strategis yang telah terbangun melalui program AlJabbar. Ia menegaskan bahwa kolaborasi antara FUDA dan LPMQ tidak hanya berdimensi kelembagaan, tetapi juga memiliki dampak langsung pada penguatan kualitas akademik, literasi Al-Qur’an, dan pengembangan kompetensi mahasiswa.
“Kerja sama AlJabbar ini kami pandang sebagai ruang strategis untuk mempertemukan tradisi akademik kampus dengan otoritas keilmuan negara. Ke depan, kami berharap sinergi FUDA dan LPMQ dapat terus diperluas dalam bentuk riset kolaboratif, penguatan kapasitas mahasiswa dan dosen, serta lahirnya produk keilmuan Al-Qur’an yang kontributif bagi umat dan bangsa,” ujarnya.
Dengan berakhirnya rangkaian kerja sama AlJabbar 2025 ini, FUDA UIN SMH Banten dan LPMQ optimistis bahwa kemitraan yang telah terbangun akan terus berlanjut secara berkelanjutan dalam upaya memperkuat literasi Al-Qur’an yang kontekstual, moderat, dan berorientasi pada kemaslahatan umat. (ESAFA)







