FUDA – Selasa 12 November 2024 – Seminar Filsafat yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam UIN SMH Banten berhasil mengundang perhatian luas dengan mengangkat tema yang cukup kontroversial, yaitu “Bedah Buku Teori Runtuhnya Polemik Kitab Suci”. Buku karya Ust. Muhammad Nuruddin, LC. MA. ini telah memicu perdebatan sengit di kalangan akademisi dan masyarakat umum.
Dalam seminar yang berlangsung meriah ini, Ust. Muhammad Nuruddin secara mendalam memaparkan teori yang ia kemukakan, memicu diskusi yang kaya akan argumen dan perspektif yang beragam. Moderator, Zulkifli Reza Fahmi, MS., dengan piawai memfasilitasi dialog antara narasumber dan peserta. Pertanyaan-pertanyaan kritis dilontarkan dari berbagai sudut pandang, mulai dari aspek teologis, filosofis, hingga historis. Buku “Teori Runtuhnya Polemik Kitab Suci” karya Ust. Muhammad Nuruddin telah memicu perdebatan yang cukup sengit di kalangan akademisi dan masyarakat umum. Buku ini hadir dalam konteks di mana pemahaman terhadap teks suci seringkali menjadi sumber konflik dan perpecahan. Oleh karena itu, upaya untuk melakukan pembacaan kritis terhadap teks suci menjadi semakin relevan. Seminar ini berhasil menciptakan ruang dialog yang inklusif, di mana para peserta dari berbagai latar belakang dapat saling berbagi pandangan dan perspektif. Moderasi yang dilakukan oleh Zulkifli Reza Fahmi, MS. berhasil menciptakan suasana diskusi yang kondusif dan produktif. Pertanyaan-pertanyaan kritis dilontarkan dari berbagai sudut pandang, mulai dari aspek teologis, filosofis, hingga sosiologis.
Seminar ini memiliki implikasi yang signifikan bagi pengembangan studi agama di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:
- Penguatan Studi Agama yang Kritis: Seminar ini mendorong para akademisi dan mahasiswa untuk melakukan kajian agama dengan pendekatan yang lebih kritis dan rasional.
- Pengembangan Kurikulum: Hasil-hasil diskusi dalam seminar ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengembangan kurikulum studi agama di perguruan tinggi.
Kehadiran para tokoh agama, akademisi, mahasiswa, dan content creator muslim semakin memperkaya suasana intelektual seminar. Mereka tidak hanya menjadi pendengar pasif, tetapi juga turut aktif memberikan masukan dan pandangan. Diskusi yang berlangsung hangat menunjukkan bahwa tema yang diangkat sangat relevan dengan isu-isu kontemporer yang dihadapi umat Islam.