MQK Internasional Pertama: Menghidupkan Kembali Epistemik Pesantren Lokal untuk Kekuatan Peradaban Manusia Global

Musabaqah Qiraatil Kutub (MQK) Internasional pertama merupakan ajang kompetisi membaca, memahami, dan mengungkapkan kandungan kitab kuning secara komprehensif yang diikuti oleh santri dari seluruh Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara. Dalam perspektif filsafat sosial, kegiatan ini dapat dilihat sebagai upaya untuk menghidupkan kembali epistemik pesantren lokal sebagai kekuatan peradaban manusia global.

Pertama MKQ Internasional di Indonesia
MQK Internasional pertama digelar pada 1-7 Oktober 2025 di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Ada beberapa agenda penting berbasis lokalitas pesantren yang dilaksanakan, yaitu: Pertama, Kompetisi Membaca Kitab Kuning. Agenda utama dari MQK Internasional pertama adalah kompetisi membaca kitab kuning yang akan diikuti oleh santri dari seluruh Indonesia, negara-negara Asia Tenggara, Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Thailand, Filipina, Myanmar, serta perwakilan komunitas Indonesia di luar negeri melalui Jakarta Global Network. Kedua, Halaqah Ulama Internasional. Kegiatan ini akan menjadi wadah bagi ulama internasional untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman dalam memahami kitab kuning.

Ketiga, Expo Kemandirian Pesantren. Agenda ini akan menampilkan produk-produk unggulan dari berbagai pondok pesantren, menunjukkan kemandirian dan kreativitas santri. Keempat,
Macanang Bershalawat. Perayaan shalawat bersama yang akan menjadi momen spiritual dan mempererat silaturahmi antar peserta. Kelima, Perkemahan Pramuka Santri Nusantara. Kegiatan kepanduan yang akan diikuti oleh santri dari berbagai daerah, bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kerja sama tim. Keenam, Silaturahmi Antar Pondok Pesantren. Agenda ini bertujuan untuk memperkuat hubungan antar pondok pesantren di Indonesia dan Asia Tenggara, serta mempromosikan persatuan Islam.

Epistemologi dan Ontologi dalam MQK Internasional
Dalam filsafat, MQK Internasional secara epistemologis berperan penting dalam memahami kandungan kitab kuning, sedangkan secara ontologis membantu memahami realitas dan hakikat manusia. Atas dasar pijakan filsafat, dapat diketahui tujuan dan manfaat MQK Internasional. Pertama, meningkatkan kemampuan santri dalam membaca, memahami, dan mengungkapkan kandungan kitab kuning. Kedua, membangun peradaban Islam yang adaptif, inklusif, dan berorientasi global. Ketiga, menunjukkan kekuatan pesantren Indonesia dalam membangun peradaban Islam. Keempat, meningkatkan posisi Indonesia sebagai episentrum Islam wasathiyah di kawasan Asia Tenggara.

Implikasi Filosofis dalam MQK Internasional
Ada tiga implikasi filosofis dari agenda-agenda MQK Internasional. Pertama, Konstruksi Pengetahuan. MQK Internasional dapat membantu mengkonstruksi pengetahuan yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan budaya lokal. Kedua, Kritik dan Rekonstruksi. Kegiatan ini dapat menjadi sarana kritik dan rekonstruksi pemahaman manusia tentang dunia dan dirinya sendiri. Ketiga, Pengembangan Pemikiran Kritis. MQK Internasional dapat membantu mengembangkan pemikiran kritis dan analitis dalam memahami kandungan kitab kuning.

Dalam perspektif filsafat sosial, MQK Internasional pertama merupakan ajang yang sangat penting dalam meningkatkan kemampuan santri, membangun peradaban Islam, dan menunjukkan kekuatan pesantren Indonesia di tingkat global. Dengan demikian, kegiatan ini dapat menjadi sarana untuk menghidupkan kembali epistemik pesantren lokal sebagai kekuatan peradaban manusia global.

Leave a Reply