Serang, 25 Juni 2025 — Sekolah Filsafat Averroes bekerja sama dengan Himpunan Mahasiswa Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam (HMPS AFI) Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten sukses menyelenggarakan kegiatan bertajuk Satu Hari Berfilsafat dengan tema “Serba-Serbi Plato”. Acara ini digelar secara luring di Aula Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) Lt. 2, Kampus 2 UIN SMH Banten, dan dimulai pukul 13.00 WIB hingga selesai.
Kegiatan ini menghadirkan para narasumber yang kompeten dan memiliki pemahaman mendalam dalam bidang kefilsafatan. Di antara para pemateri yang hadir adalah:
- Dr. Mohammad Hudaeri, M.Ag. (Dekan Fakultas FUDA)
- Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I. (Ketua Prodi Aqidah dan Filsafat Islam)
- Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum.
- Asep Furqonuddin, M.M.Pd.
Dalam sambutannya, Muhaimin Ya Salam selaku Direktur Sekolah Filsafat Averroes menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan wadah bagi mahasiswa untuk memperdalam kajian filsafat, berdiskusi, serta menyalurkan gagasan dan pemikirannya.
“InsyaAllah kegiatan ini akan rutin dilaksanakan setiap bulan. Di tengah kebingungan mahasiswa filsafat dalam mencari ruang aktualisasi gagasan, kegiatan seperti ini diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif bagi mereka untuk aktif mengkaji dan berdiskusi seputar filsafat,” jelasnya.
Sesi Pemaparan Materi
Acara dibagi ke dalam dua sesi utama. Pada sesi pertama, Dr. Mohammad Hudaeri, M.Ag. bersama Asep Furqonuddin, M.M.Pd. membahas pemikiran Plato dan relevansinya di era kontemporer. Dr. Hudaeri menyoroti kritik Plato terhadap demokrasi, seraya menekankan pentingnya kepemimpinan yang berbasis pada intelektualitas.
“Plato mengkritik demokrasi karena menganggap sistem ini berpotensi melahirkan pemimpin yang dipilih oleh massa yang belum tentu memiliki wawasan dan pengetahuan mendalam. Maka dari itu, idealnya pemimpin adalah sosok yang intelek dan dipilih oleh orang-orang yang juga memiliki kapasitas intelektual,” paparnya.
Sesi kedua diisi oleh Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I. dan Ahmad Fadhil, Lc., M.Hum. Keduanya mencoba mengintegrasikan pemikiran Plato dengan ajaran Islam. Dalam pemaparannya, Ahmad Fadhil menegaskan bahwa meskipun terdapat irisan antara ajaran Plato—khususnya dalam konsep emanasi—dengan doktrin Islam, hal itu tidak lantas menjadikan Plato sebagai figur kenabian.
Diskusi Interaktif dan Penutupan
Acara kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi yang berlangsung aktif. Mahasiswa tampak antusias memberikan tanggapan, pertanyaan, serta menanggapi pemikiran para pemateri. Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan buku kepada peserta yang aktif dalam diskusi.
Kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta dan narasumber. Harapannya,Satu Hari Berfilsafat ini menjadi langkah awal yang inspiratif bagi mahasiswa dalam mengembangkan minat, nalar kritis, serta wawasan kefilsafatan di era modern.
Penulis dan Editor: Faisal dan Bayu Asep Saputra
