FUDA I 5 Desember 2025 — Fakultas Ushuluddin dan Adab (FUDA) UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten sukses menyelenggarakan kegiatan Tahfidz Camp FUDA Tahun 2025 selama dua hari, mulai tanggal 4–5 Desember 2025. Kegiatan ini diikuti oleh 55 mahasiswa semester 1 sebagai bagian dari program penguatan kompetensi Tahsin al-Qirā’ah dan Tahfidz al-Qur’an.
Pada hari pertama, rangkaian Tahfidz Camp diawali dengan kegiatan Seminar Internasional bertema: “Kecerdasan Buatan dan Linguistik al-Qur’an: Tantangan dan Peluang di Era Digital.” Dalam seminar Internasional dan Tahfidz Camp ini menghadirkan narasumber utama dari Universitas Al-Qur’an Internasional Sudan, yaitu Syaikh Dr. Muhammad bin Abdillah Ali Muhyiddin, pakar Ilmu Hadis internasional, serta Dr. Endang Saeful Anwar, M.A., dosen Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir FUDA.
Dalam penyampaiannya, Syaikh Dr. Muhammad menekankan urgensi memanfaatkan teknologi sebagai sarana dakwah sekaligus tetap menjaga otoritas keilmuan Islam. “Teknologi dapat menjadi alat bantu, bukan pengganti sanad dan tradisi ilmiah,” tegasnya.
Pada sesi yang kedua bakda Dzuhur, peserta mengikuti materi intensif Tahsin dan Tahfidz al-Qirā’ah, serta kajian hadis yang disampaikan oleh tim ahli dari Pusat Kajian Hadis (PKH) Jakarta. Pendekatan talaqqi, tashih bacaan, dan tasmi’ menjadi penguatan utama sesi tersebut.
Pada hari kedua, agenda berfokus pada praktik intensif, termasuk Talaqqi dan Tahsin Individu, Tasmi’ Hafalan, Muroja’ah Berbasis Tahapan Hafalan dan Muhasabah. Peserta dibimbing langsung oleh narasumber inti, Ust. Fahmi Raudhotul Ulum, M.A., Pengasuh Pondok Pesantren Masarratul Qur’an. Beliau menegaskan bahwa kedisiplinan dalam menjaga hafalan adalah ruh utama seorang penghafal Al-Qur’an. “Menghafal Al-Qur’an adalah anugerah, tetapi menjaganya adalah amanah. Konsistensi muroja’ah adalah kunci utama agar hafalan tetap melekat dalam jiwa,” ungkapnya dalam salah satu sesi materinya.
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Adab UIN SMH Banten, Dr. Masykur, M.Hum., menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Beliau menegaskan bahwa Tahfidz Camp menjadi bagian dari komitmen fakultas dalam membentuk ilmuwan muda yang berkarakter Qur’ani.
“FUDA bukan hanya mencetak sarjana cerdas secara intelektual, tetapi juga kuat dalam spiritualitas. Tahfidz Camp ini adalah ikhtiar agar mahasiswa memiliki kedekatan dengan Al-Qur’an sejak awal perjalanan akademiknya,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Penyelenggara Tahfidz Camp, Dr. Endang Saeful Anwar, M.A., menjelaskan bahwa kegiatan ini dirancang sebagai program strategis dalam menunjang capaian pembelajaran fakultas, khususnya dalam kompetensi keislaman berbasis Al-Qur’an.
“Program ini bukan sekadar kegiatan pendukung, tetapi bagian dari roadmap akademik FUDA. Dengan mengikuti Tahfidz Camp, mahasiswa diharapkan memiliki pondasi bacaan dan hafalan yang benar sesuai kaidah tajwid,” tutur Endang.
Selama dua hari, peserta mengikuti rangkaian kegiatan berupa: Talaqqi dan Tahsin Qira’ah, Tasmi’ Hafalan Per Juz, Muroja’ah Berkelompok dan Muhasabah Jama’i. Kegiatan ditutup dengan prosesi pembacaan khatmil Qur’an dan penyerahan sertifikat kepada seluruh peserta.
Dengan terselenggaranya Tahfidz Camp ini, FUDA berharap dapat melahirkan generasi Qur’ani yang unggul, berakhlak, dan siap berkontribusi dalam pengembangan ilmu Al-Qur’an di masa depan. (Esafa)




