Guest Lecture, 2 Dosen FUDA Disambut Antusias Oleh Mahasiswa UIN Antasari Banjarmasin

FUDA | Kamis (08/06/2023) – Sebagai bentuk implementasi MoA (Memorandum of Action) antara jurusan  AFI UIN SMH Banten dan AFI UIN Antasari Banjarmasin, dua dosen dari UIN SMH Banten memberikan materi perkuliahan kepada  mahasiswa jurusan AFI UIN Antasari Banjarmasin. Dua dosen tersebut adalah Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I., dan Hafidz Taqiyuddin, M.A.Hk.

Kedatangan dua dosen tersebut disambut antusias oleh para mahasiswa jurusan AFI UIN Antasari Banjarmasin dan juga ketua dan sekretaris jurusan AFI, dan bahkan sebelum perkuliahan dimulai, kedua dosen tersebut disambut oleh Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Antasari Banjarmasin, yakni Dr. Dzikri Nirwana, M.Ag.

Dr. Agus Ali Dzawafi diberikan kesempatan untuk memberikan materi perkuliahan tentang signifikasi pendekatan fenomenologi dan hermeunetika dalam kajian tasawuf. Menurutnya, pendekatan fenomenologi sudah sangat lama digunakan untuk mengeksplorasi ranah praktik tasawuf, bahkan sebelum teori fenomenologi diakuisi oleh ilmuan barat. Selain itu, dalam perkuliahan terzebut mahasiswa juga dikenalkan dengan bagaimana hermeunetika dapat digunakan untuk mengkaji tasawuf. Para mahasiswa AFI UIN Antasari Banjarmasin sangat antusias dalam menerima materi yang disampaikan oleh Dr. Agus Ali Dzawafi, M.Fil.I. Hal itu terlihat dari banyaknya mahasiswa yang semangat untuk aktif dalam sesi diskusi.

Sementara itu, Hafidz Taqiyuddin, M.A.Hk. memberikan materi tentang hak waris aanak laki-laki dan perempuan dari sudut pandang epistemologi Abid Al-Jabiri. Menurut Taqiyuddin, ada dua teori epistemologi penting dalam memahami hak waris untuk laki-laki dan perempuan, yakno epistemologi burhani dan epistemologi bayani. Hafidz mengajak mahasiswa AFI Antasari untuk memahami bagaimana sebenarnya karakter bahkan distingsi hak waris laki-laki dan perempuan menurut Islam.

Selanjutnya, perkuliahan singkat bersama dosen FUDA UIN Banten ini diakhiri dengan foto bersama para mahasiswa AFI UIN Antasari Banjarmasin.

Penulis: Hafidz Taqiyuddin